Puji
dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan
baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai
“Ayat-Ayat Tentang Menjaga Kelestarian
Lingkungan”.
Makalah
ini di buat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini . Oleh
sebab itu kami mengundang pembaca untuk memberi saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaa makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Ngawi, 13 Januari
2017
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan yang baru dan termasuk yang penting untuk
masa sekarang adalah pendidikan lingkungan. Pendidikan tersebut berkenaan
dengan kepentingan lingkungan di sekitar manusia dan menjaga berbagai unsurnya
yang dapat mendatangkan ancaman kehancuran, pencemaran, atau perusakan.
Pendidikan
lingkungan telah diajarkan oleh Rasululloh SAW kepada para sahabatnya. Abu
Darda ra pernah mengatakan bahwa di tempat belajar yang diasuh oleh Rasululloh
SAW telah diajarkan pentingnya bercocok tanam, dan menanam pepohonan, serta
pentingnya usaha mengubah tanah yang tandus menjadi kebun yang subur. Perbuatan
tersebut akan mendatangkan pahala yang besar disisi Alloh SWT dan bekerja untuk
memakmurkan bumi merupakan amal ibadah kepada Alloh SWT.
Pendidikan
lingkungan yang diajarkan oleh Rasullloh SAW berdasarkan wahyu, sehingga banyak
kita jumpai ayat-ayat ilmiah Al-Qur’an yang membahas tentang lingkungan. Pesan-pesan
Al-Qur’an mengenai lingkungan sangat jelas dan prospektif.
Oleh
karena itu, dalam makalah ini penyusun akan mencoba membahas secara
luas mengenai al-qur’an dan lingkungan, karena al-qur’an telah menjelaskan
tentang pentingnya menjaga lingkungan dengan meletakkan dasar dan prinsipnya
secara global.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
sebenarnya lingkungan dan bagaimana kondisinya pada saat ini?
2. Bagaimana pandangan Al-Qur’an
yang berkaitan dengan upaya menjaga kelestarian lingkungan?
C. Tujuan masalah
1. Mengetahui
apa dan bagaimana kondisi lingkungan saat ini
2. Mengetahui
betapa pentingnya menjaga dan memelihara lingkungan
3. Mengetahui
bagaimana cara menjaga lingkungan seperti yang terdapat pada al-qur’an
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kondisi
Lingkungan Pada Masa Ini
Masalah
lingkungan hidup dewasa ini telah menjadi isu global karena menyangkut berbagai
sektor dan berbagai kepentingan umat manusia. Hal ini terbukti dengan
munculnya isu-isu kerusakan lingkungan yang semakin santer terdengar.
Diantaranya isu efek rumah kaca, lapisan ozon yang menipis, kenaiakan
suhu udara, mencairnya es di kutub, dll.
Timbulnya
kerusakan alam atau lingkungan hidup sebagian besar adalah
hasil perbuatan manusia. Karena manusialah yang diberi tanggung
jawab sebagai khalifah di bumi. Manusia mempunyai daya inisiatif dan kreatif,
sedangkan makhluk-makhluk lainnya tidak memilikinya. Kebudayaan manusia
makin lama makin maju sesuai dengan perkembangan dan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Sejalan dengan kemajuan tersebut, perkembangan
persenjataan dan alat perusak lingkungan makin maju pula. Kerusakan
lingkungan diperparah lagi dengan banyaknya kendaraan bermotor, dan
pabrik-pabrik yang menimbulkan pencemaran udara atau polusi. Pencemaran
tersebut membahayakan keselamatan hidup manusia dan kehidupan sekelilingnya.
Limbah-limbah pabrik sering kali dibuang seenaknya ke sungai yang akhirnya
bermuara ke laut. Demikian pula kapal-kapal tanker yang membawa minyak sering
mengalami kebocoran, sehinggga minyaknya tumpah ke laut. Akibatnya, air sungai
dan laut beracun yang menyebabkan mati atau tercemarnya ikan dengan zat
beracun.
Mungkin selama ini manusia terlau jumawa dengan
kemampuan yang mereka miliki untuk mengolah lingkungan yang ada. Padahal
seharusnya manusia sebagai makhluk yang dimuliakan dengan akal, seharusnya
mampu berbuat apapun asalkan tetap memegang amanah dan tanggung jawab dalam
mengolah bumi. Seharusnya kita sebagai umat Islam kembali kepada ajaran
Al-qur’an dalam hal mengolah lingkungan. Supaya kita dapat lebih bijak dan
bertanggung jawab. Sehingga nantinya dengan sendirinya akan lahirlah prinsip
pembangunan berkelanjutan atau pembangunan berwawasan lingkungan.
B. Pandangan
Al-Qur’an yang Berkaitan dengan Pelestarian Lingkungan
Al-Qur’an
sebagai kitab suci agama Islam di dalamnya banyak terangkum ayat-ayat yang
membahas mengenai lingkungan, seperti perintah untuk menjaga lingkungan,
larangan untuk merusaknya, dll. Seperti yang akan di bahas berikut ini.
1. Q.S. Ar-Rum ayat 41-42
ظَهَرَ
الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ
لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمَلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ ﴿41﴾ قُلْ
سِيْرُوا فِي الْاَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِيْنَ مِنْ
قَبْلُ كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُّشْرِكِيْنَ﴿42﴾
41. Telah tampak
kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia,
supaya Allah
merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
kembali (ke jalan yang benar).
42. Katakanlah
“Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan
orang-orang yang terdahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang
mempersekutukan (Allah).”
Kandungan Surat
Ar-Rum 41-42
Allah menciptakan Jin dan Manusia untuk beribadah
kepada-NYA juga memberikan manusia kedudukan sebagai khalifah di bumi. Sebagai
khalifah, manusia memiliki tugas memanfaatkan, mengelola dan memelihara.
Tetapi seringkali manusia lalai dengan kedudukannya
sebagai khalifah di bumi. Pemanfaatan yang mereka lakukan terhadap alam
seringkali tidak diiringi dengan usaha pelestarian. Keserakahan dan perlakuan
buruk sebagian manusia terhadap alam justru mengakibatkan kerusakan dan
kesengsaraan kepada manusia itu sendiri. Kerusakan terjadi di darat dan di laut
seperti Banjir, tanah longsor, kekeringan, pencemaran air dan udara, dll.
Dalam
ayat ini Allah menyuruh kita untuk melakukan perjalanan di muka bumi dan
menengok kembali kisah-kisah umat terdahulu yang binasa karena ingkar kepada
Allah SWT. Banyak kisah-kisah orang terdahulu seperti cerita para nabi,
sahabat-sahabat rasul dan tabi’in. Pada masa itu manusia juga banyak melakukan
kerusakan di bumi. Sampai akhirnya Allah SWT. memusnahkannya.
Usaha yang dapat kita
lakukan untuk memelihara dan melestarikan lingkungan hidup diantaranya ;
- Rehabilitasi sumber daya alam
berupa hutan, tanah, dan air yang rusak.
- Pendayagunaan daerah pantai,
wilayah laut, dan kawasan udara perlu dilanjutkan dan makin ditingkatkan
tanpa merusak mutu dan kelestarian lingkungan hidup.
- Membudidayakan tanaman dan
hidup bersih .
” Kebersihan adalah
sebagian dari iman ” , maka rawatlah bumi ini dan sadarlah kita sebagai
khalifah yang tugasnya untuk merawat, mengelola dan memanfaatkan apa yang ada
di bumi ini.
2. Q.S.Al-A’raf ayat 56-58
وَلَاتُفْسِدُوا
فِي اْﻷَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا إِنَّ رَحْمَتَ
الله قَرِيبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِينَ ﴿56﴾ وَهُوَ الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ
بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ حَتَّى إِذَآ أَقَلَّتْ سَحَابًا
ثَقَالًاسُقْنَاهُ لِبَلَدٍ مَّيِّتٍ فَأَنْزَلْنَا بِهِ الْمَآءَ فَأَخْرَجْنَا
بِهِ مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ كَذَلِكَ نُحْرِجُ الْمَوْتَى لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُونَ ﴿57﴾ وَالْبَلَدُ الطَّيِّبُ يَخْرُجُ نَبَاتُهُ بِإِذْنِ رَبِّهِ
وَالَّذِي خَبُثَ لَايَخْرُجُ إِلَّا نَكِدًا كَذَلِكَ نُصَرِّفُ اْﻷَيَاتِ
لِقَوْمٍ يَشْكُرُونَ ﴿58﴾
56. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di
muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa
takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat
Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.
57. Dan dialah yang meniupkan angin sebagai
pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila
angin itu telah membawa angin mendung, kami halau ke suatu daerah yang tandus,
lalu kami turunkan hujan di daerah itu, maka kami keluarkan dengan sebab hujan
itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah kami membangkitkan orang-orang
yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.
58. Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya
tumbuh subur dengan seizin allah; dan tanah yang tidak subur,
tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah kami mengulangi tanda-tanda
kebesaran (kami) bagi orang-orang yang bersukur.
Isi Kandungan
Bumi sebagai tempat tinggal dan tempat hidup manusia
dan makhluk Allah lainnya sudah dijadikan Allah dengan penuh rahmat Nya.
Gunung-gunung, lembah-lembah, sungai-sungai, lautan, daratan dan lain-lain
semua itu diciptakan Allah untuk diolah dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya
oleh manusia, bukan sebaliknya dirusak dan dibinasakan
Hanya saja ada sebagian kaum yang berbuat kerusakan di
muka bumi. Mereka tidak hanya merusak sesuatu yang berupa materi atau benda
saja, melainkan juga berupa sikap, perbuatan tercela atau maksiat serta
perbuatan jahiliyah lainnya. Akan tetapi, untuk menutupi keburukan tersebut
sering kali merka menganggap diri mereka sebagai kaum yang melakukan perbaikan
di muka bumi, padahal justru merekalah yang berbuat kerusakan di muka bumi
Allah SWT melarang umat manusia berbuat kerusakan
dimuka bumi karena Dia telah menjadikan manusia sebagai khalifahnya. Larangan
berbuat kerusakan ini mencakup semua bidang, termasuk dalam hal muamalah,
seperti mengganggu penghidupan dan sumber-sumber penghidupan orang lain.
Allah menegasakan bahwa salah satu karunia besar yang
dilimpahkan kepada hambanya ialah Dia menggerakkan angin sebagai tanda
kedatangan rahmat Nya. Angin yang membawa awan tebal, di halau ke negeri yang
kering dan telah rusak tanamannya karena tidak ada air, sumur yang menjadi kering
karena tidak ada hujan, dan kepada penduduk yang menderita lapar dan haus. Lalu
dia menurunkan hujan yang lebat di negeri itu sehingga negeri yang hampir mati
tersebut menjadi subur kembali dan penuh berisi air. Dengan demikian, dia telah
menghidupkan penduduk tersebut dengan penuh kecukupan dan hasil tanaman-tanaman
yang berlimpah ruah.
3. Q.S. Sad ayat 27
وَمَا خَلَقْنَا السَّمَآءَ وَاْﻷَرْضَ وَمَا
بَيْنَهُمَا بَاطِلًا ذَلِكَ ظَنُّ الَّذِيْنَ كَفَرُوا فَوَيْلُ لِلَّذِينَ
كَفَرُوا مِنَ النَّارِ ﴿27﴾
27. Dan kami tidak menciptakan
langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian
itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu
karena mereka akan masuk neraka.
Isi Kandungan
Allah SWT menjelaskan bahwa dia menjadikan langit,
bumi dan makhluk apa saja yang berada diantaranya tidak sia-sia. Langit dengan
segala bintang yang menghiasi, matahari yang memancarkan sinarnya di waktu
siang, dan bulan yang menampakkan bentuknya yang berubah-ubah dari malam kemalam
serta bumi tempat tinggal manusia, baik yang tampak dipermukaannya maupun yang
tersimpan didalamnya, sangat besar artinya bagi kehidupan manusia. Kesemuanya
itu diciptakan Allah atas kekuasaan dan kehendaknya sebagai rahmat yang tak
ternilai harganya.
Allah memberikan pertanyaan pada manusia. Apakah sama
orang yang beriman dan beramal saleh dengan orang yang berbuat kerusakan di
muka bumi dan juga apakah sama antara orang yang bertakwa dengan orang yang
berbuat maksiat? Allah SWT menjelaskan bahwa diantara kebijakan Allah ialah
tidak akan menganggap sama para hambanya yang
melakukan kebaikan dengan orang-orang yang terjerumus
di lembah kenistaan. Allah SWT menjelaskan bahwa tidak patutlah bagi zat Nya
dengan segala keagungan Nya, menganggap sama antara hamba-hambanya yang beriman
dan melakukan kebaikan dengan orang-orang yang mengingkari keesaannya lagi
memperturutkan hawa nafsu.
Mereka ini tidak mau mengikuti keesaan Allah,
kebenaran wahyu, terjadinya hari kebangkitan dan hari pembalasan. Oleh karena
itu, mereka jauh dari rahmat Allah sebagai akibat dari melanggar
larangan-larangannya. Mereka tidak meyakini bahwa mereka akan dibangkitkan
kembali dari dalam kuburnya dan akan dihimpun dipadang mahsyar untuk
mempertanggung jawabkan perbuatannya sehingga mereka berani zalim terhadap
lingkungannya.
Allah menciptakan langit dan bumi dengan
sebenar-benarnya hanya untuk kepentingan manusia. Manusia diciptakan Nya untuk
menjadi khalifah di muka bumi ini sehingga wajib untuk menjaga apa yang telah
dikaruniakan Allah SWT.
Kandungan Surat Shaad
ayat 27 dari segi artinya adalah :
1. "Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah."
Pada firman ini Allah s.w.t menyatakan kepada Nabi Dawud a.s, bahwa sesungguhnya Allah telah menciptakan seisi bumi dan langit ini dengan penuh limpahan karunia. Tidak seperti apa yang dikatakan oleh para orang kafir terhadapnya (Dawud a.s).
2. "Yang demikian itu adalah anggapan orang - orang kafir."
Pada firman ini Allah
s.w.t menyatakan bahwa sesungguhnya apa yang dikatakan orang kafir terhadapnya
itu adalah kebohong semata. Dikisahkan bahwa pada waktu itu orang - orang kafir
berkata kepada Nabi Dawud a.s; bahwa Allah tidak pernah memberikan manfaat
(karunia) apa pun kepada mereka (orang kafir) selama mereka hidup.
3. "Maka celakalah orang - orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka." Pada firman ini Allah memberikan (memperkuat) keyakinan Nabi Dawud a.s tentang kebohongan para orang - orang kafir tersebut. Dengan memberikan jaminan azab neraka atas mereka.
Jadi isi dari ayat ini adalah kisah kebohongan para orang kafir terhadap Nabi Dawud a.s.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seperti
yang telah dijelaskan diatas, bahwasanya itu semua menjadi alasan mengapa Alloh
menyebutkan secara eksplisit dalam Al-Qur’an tentang pentingnya lingkungan
hidup dan cara-cara Islami dalam mengelola dunia ini.
Kualitas sebagai
indikator pembangunan dan ajaran Islam sebagai teknologi untuk mengelola dunia
jelas merupakan pesan strategis dari Alloh SWT untuk diwujudkan dengan
sungguh-sungguh oleh setiap muslim.
Adanya
bencana lebih karena manusia melakukan ekspliotasi berdasarkan kemauan
hawa nafsunya untuk memperoleh keuntungan yang sebanyak-banyaknya tanpa
memikirkan bencana yang ditimbulkannya. Manusia tersebut tidak mempunyai
pengetahuan mengenai ekosistem dan memandang baik perbuatannya yang salah
tersebut tanpa pengetahuan, dalam Al-Qur’an disebutkan sebagai manusia yang
dzalim. Sebagaimana Allah mengingatkan :
“Tetapi orang-orang
yang zalim, mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu pengetahuan, maka siapakah yang
akan menunjuki orang yang telah disesatkan Allah? Dan tiadalah bagi mereka
seorang penolong pun”. (Q.S Ar-Rum 30:29)
Bahaya
yang diakibatkan menurutkan kehendak nafsu sangat jelas dampaknya pada
kehancuran bumi. Hal ini dapat berupa ekspliotasi yang berlebihan dan tidak
memepertimbangkan daya dukung lingkungan, pemborosan, menguras sesuatu yang
tidak penting dan tidak efisien, bermewah-mewahan dalam konsumsi dan gaya
hidup dan seterusnya. Manusia yang melakukan cara seperti itu
tentu mengelola bumi tanpa landasan dan petunjuk Al-Khalik sesuai
dengan apa yang diisyaratkan kepadanya selaku hamba Tuhan. Syariat adalah
fitrah di mana bumi hanya dapat diatur dengan ilmu syariatnya tersebut. Bila
sesuatu menyalahi fitrah, maka akibatnya dapat terjadi kefatalan. Tanpa standar
nilai-nilai syariat tersebut, manusia cenderung melihat kebenaran menurut hawa
nafsu.
B. Saran
Islam
mengajarkan agar umat manusia senantiasa menjaga lingkungan. Hal ini seringkali
tercermin dalam beberapa pelaksanaan ibadah, seperti ketika menunaikan ibadah
haji. Dalam haji, umat Islam dilarang menebang pohon-pohon dan membunuh
binatang. Apabila larangan itu dilanggar maka ia berdosa dan diharuskan
membayar denda (dam). Lebih dari itu Allah SWT melarang manusia berbuat
kerusakan di muka bumi.
Hendaknya
kita sebagai umat Islam kembali kepada ajaran agama kita dalam mengolah
lingkungan. Dengan adanya hal tersebut, seharusnya manusia menjadi lebih bijak
dalam mengolah lingkungannya. Sehingga nantinya diharapkan apabila dalam
kegiatan pengolahan lingkungan akan tumbuh pemahaman pembangunan berwawasan
lingkungan maupun spirit pembangunan berkelanjutan.
Hal
diatas bukan tidak mungkin akan terealisasikan. Asalkan manusia mau kembali
kepada ajaran agama yang utuh dan dapat memahaminya. Sehingga nantinya akan
tumbuh kesadaran umat manusia dalam mengelola lingkungannnya. Sangat jelas
dalam Al-Qur’an terdapat begitu banyaknya ayat-ayat yang membahas prosedur
pengolahan alam yang bijak, perintah untuk tidak berbuat kerusakan di muka
bumi,dll.
Daftar
Pustaka
Ø Buku
Ajar Pendidikan Agama Islam, Teladan
Ø Bidhawy, Zakiyuddin.
2007. Islam Melawan Kapitalisme. Magelang : Resist Book
Ø Fachrudin,
M. 2005. Konservasi Alam dalam Islam. Jakarta : Buku Obor
Ø Harahap,
Adnan.1997. Islam dan Lingkungan . Jakarta : Fatma Press
Ø Prasetyo,
Eko. 2008. Minggir! Waktunya Gerakan Muda Memimpin!.Yogyakarta
Ø Kumpulansebuahskripsi.blogspot.co.id
Ø Agsal20.blogspot.co.id
Ø Gudangmakalah.blogspot.co.id
0 Komentar untuk "Makalah Agama Tema Kelestarian Lingkungan"