JIKA INGIN DOWNLOAD VERSI LENGKAP DENGAN GAMBAR
KATA PENGANTAR
Pertama-tama
kami ucapkan puja dan puji syukur atas berkat dan Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat kasih karunia-NYA kami dapat menyelesaikan laporan perjalanan Study Tour
ke Solo kelas X SMA Negeri
1 Ngrambe Tahun Ajaran 2016/2017
Dalam
laporan ini kami akan menjelaskan tentang perjalanan dan kegiatan study tour kami ke Museum Sangiran, Lokananta, dan Kraton
Surakarta.
Lewat
laporan ini juga kami akan mengucapkan terima kasih khususnya kepada Bapak/Ibu
guru SMA Negeri
1 Ngrambe yang telah mendampingi kami dalam
kegiatan Study Tour ,serta semua pihak yang telah membantu kami sehingga
kegiatan Study Tour ini dapat berjalan dengan baik.
Ngrambe, 18 Maret 2017
BAB I
Pendahuluan
a. Latar
belakang masalah
Indonesia banyak memilik
kekayaan alam, dan bermacam-macam budaya. Oleh karena itu tidaklah heran jika
terdapat banyak sekali tempat-tempat yang bias dikunjungi untuk dinikmati
pemandangan alamnya, kebudayaannya yang dapat juga disebut sebagai objek
wisata. Dengan kata lain Indonesia memiliki potensi besar dalam
bidang pariwisata.
Namun banyak dari objek
wisata itu kini diabaikan. Baik perawatan, perlindungan dan hal-hal penting
lainnya. Hal itu menyebabkan kerugian yang besar bagi Negara kita sendiri.
Pemerintah yang mulai menyadari, kini lebih menggalakkan kemajuan dan
kelestarian dari objek-objek tersebut. Dan dewasa ini kita dapat melihat
perkembangan pariwisata di negara kita yang cukup memuaskan.
Pemerintahpun berusaha untuk
memaksimalkan pendayagunaan daerah-daerah pariwisatayang tentunya dapat menmbah
devisa negara kita. Dan diharapkan sektor-sektor pariwisata ini dapat
memperlihatkan kecantikan alam dan budaya Indonesia di mata rakyatnya
sendiri serta di mata dunia Internasional.
Keraton Solo adalah peninggalan
kerajaan Mataram yang sampai sekarang masih terawat dengan baik, juga masih ada
penerus rajanya dan sampai sekarangpun masih diteruskan oleh Pakubuwono XIII
dan yang paling mengesankan keraton solo adalah umurnya hampir mencapai 300 th
yaitu 269 th.
Sedangkan Musium Sangiran adalah
salah satu museum purbakala yang ada di Indonesia, di museum ini terdapat
banyak sisa-sisa peninggalan purbakala seperti tulang, kerang, tanah dan
lain-lain. Para wisatawan yag dating pun beragam mulai dari wisatawan lokal atau
domestik, pelajar, mahasiswa, arkeolog, bahkan wisatawan mancanegara dating
kemusium ini sekedar untuk melihat koleksi yang ada bahkan mengamati dan
menelitinya.
Lokananta merupakan sebuah
perusahaan rekaman ternama berlabel pemerintah sebelum munculnya label – label
rekaman swasta. Lokananta bisa dikatakan juga sebagai pelopor industri musik
rekaman di Indonesia. Sedangkan dalam perkembangan media cetak melalui andil
pers, Monumen Pers Nasional menjadi saksi bisu perkembangan hingga dimulainya
era pers baru di Indonesia. Karena Monumen Pers Nasional merupakan tempat
kelahiran Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Kedua tempat bersejarah
tersebut merupakan tempat dimulai berkembangnya media di Indonesia.
b. Tujuan
Tujuan pembuatan laporan ini
adalah untuk memenuhi dan memahami secara detail mata pelajaran Bahasa
Indonesia yang khususnya kami bahas yaitu tentang kunjungan di Lokananta, Keraton
Solo, dan Sangiran juga sebagai penambah luas wawasan kami tentang peninggalan
kebudayaan di Indonesia
Terapan kepada pelajar agar para siswa
siswi Negeri 1 Ngrambe mampu memahami apa yang diamanatkan oleh Undang-Undang
Cagar Budaya dan memahami akan pentingnya menjaga kelestarian Cagar Budaya baik
di masa sekarang maupun yang akan datang.
BAB II
Isi
A.
KERATON SOLO
Sejarah
berdirinya Keraton Solo
Keraton Solo berdiri di Kertasura
dan dipindah ke Surakarta atau desa Solo pada tahun 1745 oleh Pakubuwono ke -
II, sebab dipindahkannya Keraton pada tahun 1742 sampai 1743 karena terjadi
pemberontakan dengan orang – orang China yang membuat Keraton Kertasura rusak,
dan dipindah ke Solo.
Sebelum raja memindahkan Keraton
ke Solo, ada tiga desa pilihan raja untuk memindah keraton yaitu :
Ø Desa Sono sewu
Ø Desa Solo
Ø Desa Kadipolo
Akhirnya raja memilih Desa Solo
dikarenakan apabila Keraton dipindahkan ke Desa Solo maka umurnya bisa lebih
dari 200 tahun ( 2 abad ) dan masyarakat pula akan makmur.
Dan sampai sekarangpun terbukti
karena sampai sekarang umur Keraton Solo lebih dari 269 tahun dan masih
dipimpin oleh seorang raja yaitu Pakubuwono ke - XIII yang dinobatkan sebagai
raja dari tahun 2004 sampai saat ini ( menjadi raja sampai meniggal atau
mangkat )
Ciri
– ciri bangunan Keraton :
·
Ada
dua alun – alun, di utara dan selatan
·
Ada
dua pohon beringin di tengah alun – alun
·
Ada
masjid agung di sebelah barat
·
Ada
pendopo agung
·
Ada
dalem agung
·
Seluruh
bangunan Keraton mulai dari utara sampai selatan mengandung filosofi kehidupan
manusia
Bangunan
Keraton Solo
· Pendopo pagelaran / Sasana Sumewa
Fungsi dari bangunan ini adalah
untuk bertemu raja dan Bupati.
Bangunan ini direhab pada
Pakubuwono ke – X saat usia 48 tahun dan disimbolkan oleh 48 pilar.
Disini juga ada ruang yang
disebut bangsal Pangrawit berguna untuk singgasana raja -
raja
Gb. 1.1 Bangsal Pangrawit
· kawasan Siti Hinggil
Arti dari Siti Hinggil adalah
tanah yang tinggi ( siti = tanah, hinggil = tinggi )
Gb. 1.2 Siti Hinggil
· Bangsal Pertama / bangsal
Mangoentoer Tangkil :
Merupakan bangunan untuk
penobatan calon raja baru yang disumpah dan disaksikan para abdi dalem
· Bangsal Sewoyono :
Artinya tempat yang luas ( sewo =
tempat, yono = luas ), berguna untuk duduk leseh para abdi dalem
· Bangsal Kedua / bangsal Hangoen
Angoen :
Tempat memainkan gamelan setiap
hari Sabtu sore pada jam 4 sore ( dimainkan karena menunjukkan bahwa sudah
saatnya akhir pekan )
· Bangsal Balebang :
Bangsal ini berguna untuk
menyimpan gamelan
· Bangsal Gandek Kiwo Tengen :
Tempat untuk para utusan
Di kawasan siti hinggil terdapat
sebuah pohon Solo yang hanya ada satu satunya di Solo yang umurnya mencapai
lebih dari 300 tahun.
Gb. 1.3 Pohon Solo
Pelataran
Keraton
Di pelataran Keraton terdapat :
· Pasir yang dibawa dari pantai
selatan (dari pantai Parangtritis dan pantai Parangkusumo)
Hubungannya karena adanya
dukungan dari pantai selatan
· Pohon Sawo kecik yang ditanam
pada abad ke – 18 oleh Pakubuwono ke - IX, yang artinya segala sesuatu
yang terbaik
Gb. 1.4 Pohon Sawo kecik &
Pasir dari pantai Selatan
Sanggabuwana yaitu simbol lingga
Keraton sebagai tempat meditasi raja, yang mempunyai 6 lantai yang megah, 5
lantai utama besar dan 1lantai kecil paling atas / yang disebut tutup saji yang
artinya 5 simbol pancaindra dan 1 simbol pancsa indra yang didalam,
sanggabuwana dibangun pada tahun 1872 oleh Pakubuwono ke - III
Gb. 1.5 Sanggabuwana
· Teropong untuk melihat munculnya
bulan purnama pada bulan romadhon
· Patung putih hadiah dari Yunani
· Lantai marmer dari Italia
· Lampu besar asli dari kristal
· 4 pilar dilapisi emas murni
· Terdapat 2 warna kain, merah dan kuning
· Sasana Handrawino untuk tempat
jamuan makan para tamu - tamu raja
· Dapur Keraton
· Perpustakaan, tersimpan naskah
jaman dahulu
· Tempat dalem raja, dibelakang
pendopo ageng yang bernama Keputren
B.
MUSEUM SANGIRAN
Jenis – Jenis Fosil Asli Yang
Ditemukan di Sangiran
Fosil manusia :
Gb. 1.6 Manusia purba
1. Meganthropus Palaeojavanicus
Fosil salah satu dari jenis-jenis
manusia purba Indonesia ini ditemukan di Sangiran oleh Von Koeningswald (1936
dan 1941). Fosil tersebut berupa rahang atas dan rahang bawah yang ditemukan
lapisan pleistosin bawah.
Meganthropus Palaeojavanicus
berarti manusia bertubuh besar yang paling tua dari Jawa. Manusi purba ini
diperkirakan hidup antara 2 juta sampai 1 juta tahun yang lalu.
Makanan dari manusia purba jenis ini adalah tumbuh-tumbuhan. Karena
makanannya tanpa melalui proses pemasakan, maka gigi rahangnya besar dan kuat.
Fosil yang sama ditemukan oleh Marks pada pleistosin tengah pada tahun 1952.
• Memiliki tulang pipi yang tebal
• Memiliki otot kunyah yang kuat
• Memiliki tonjolan pada kening
• Memiliki tonjolan belakang yang tajam
• Tidak memiliki dagu
• Memiliki perawakan yang tegap
• Memiliki tulang pipi yang tebal
• Memiliki otot kunyah yang kuat
• Memiliki tonjolan pada kening
• Memiliki tonjolan belakang yang tajam
• Tidak memiliki dagu
• Memiliki perawakan yang tegap
2. Pithecanthropus
Ketika kedatangan Eugene Dubois
ke Pulau Jawa tahun 1890 di Trinil, Ngawi yang menemukan tulang rahang.
Kemudian pada tahun 1891 menemukan tengkorak dan pada tahun 1892 ditemukan paha
kiri.
Hasil temuan fosil tersebut
diberi nama Pithecanthropus Erectus yang berarti manusia kera berjalan tegak
yang kemudian dinamakan Homo Erectus dari Jawa. Manusia purba jenis ini diperkirakan
hidup antara 1,5 juta – 500.00 tahun yang lalu berasal dari pleistosin tengah
atau lapisan Trinil.
Volume otak Pithecanthropus mencapai sekitar 900 cc. Volume otak manusia
modern lebih dari 1000 cc, sedangkan volume otak kera hanya 600 cc. • Tulangrahang
dan gigi besar dan kuat
• Tidak berdagu
• Tinggi badan sekitar 165-170 cm
• Berjalan tegak
• Kening menonjol
• Tidak berdagu
• Tinggi badan sekitar 165-170 cm
• Berjalan tegak
• Kening menonjol
Meskipun ditemukan lebih dulu
dari manusia purba jenis Meganthropus Palaejavanicus tetapi Homo Erectus
berusia lebih muda. Para ilmuwan pada awalnya menganggap hasil temuan Eugene
Dubois (homo erectus) bukan termasuk garis keturunan manusia.
Tetapi setelah adanya temuan
fosil oleh Von Koeningswald dari lapisan pleistosin bawah, maka seluruh ilmuwan
mengakui bahwa fosil-fosil yang ditemukan Von Koeningswald lebih tua umurnya
jika dibandingkan dengan Homo Erectus yang ditemukan oleh Eugene Dubois.
Fosi-fisil jenis manusia ini yang ditemukan Von Koeningswald di pleistosin
bawah antara lain:
• Pithecanthropus
Mojokertonensis.
Fosil ini ditemukan di Perning,
Mojokerto, Jawa Timur pada tahun 1936-1941. Pithecanthropus Mojokertonensis
berarti Manusia kera dari Mojokerto. Nama Pithecanthropus Mojokertonensis
kemudian disebut dengan Homo Mojokertonensis.
Temuan tersebut berupa fosil
anak-anak berusia sekitar 5 tahun. Makhluk ini diperkirakan hidup sekitar 2,5
sampai 2,25 juta tahun yang lalu. Pithecanthropus Mojokertensis Berbadan tegap,
mukanya menonjol ke depan dengan kening yang tebal dan tulang pipi yang kuat.
• Pithecanthropus Robustus
Fosil salah satu dari jenis
manusia purba Pithecanthropus ini ditemukan pada tahun 1936 di Sangiran
tepatnya di lembah Sungai Bengawan Solo. Fosil ini berasal dari lapisan
pleistosin bawah dan menurut Von Koeningswald fosil ini sejenis dengan
Phitencanthropus Mojokertonensis.
3. Homo Sapiens
Homo sapiens adalah jenis manusia
purba yang memiliki bentuk tubuh yang sama dengan manusia saat ini. Kehidupan
mereka sederhana dan nomaden, yaitu hidup berpindah-pindah tempat.
Jenis-jenis Homo Sapiens yang
ditemukan di Indonesia terdiri dari:
• Homo Soloensis
Fasil manusi purba ini ditemukan
si daerah Ngandong, Blora, di Sangiran, di Sambung Macan Sragen, lembah Sungai
Bengawan Solo tahun 1931-1934. Setelah diteliti oleh Von Koeningswald dan
Weidenreich diberi nama Homo Sapiens Soloensis (Homo Soloensis).
• Homo Wajakensis
Homo Sapiens Wajakensis atau Homo
Wajakensis ditemukan pada tahun 1889 oleh Van Reitschotten di Wajak Tulungagung
yang kemudian diteliti oleh Eugene Dubois yang kemudian diberi nama Homo
Sapiens Wajakensis. Homo Sapiens berarti manusia cerdas dan merupakan jenis
manusia yang jauh lebih sempurna jika dibandingkan dengan manusia purba
sebelumnya.
• Berbadan tegap
• Tinggi sekitar antara 130-210 cm
• Memilik volume otak sekiat 1000 – 1200 cc
• Tengkoraknya lebih besar dibanding Pithecanthropus
• Berdiri tegak dan berjalan sempurna
• Muka tidak menonjol ke depan
• Tinggi sekitar antara 130-210 cm
• Memilik volume otak sekiat 1000 – 1200 cc
• Tengkoraknya lebih besar dibanding Pithecanthropus
• Berdiri tegak dan berjalan sempurna
• Muka tidak menonjol ke depan
Genus ini diperkirakan berusia
sekitar 10.000 - 50.000 tahun yang lalu. Tempat penemuan kedua fosil tersebut
di lapisan Ngandong atau pleistosein atas. Kerabat terakhir yang hidup, Homo
Neanderthalensis, punah sekitar 30.000 tahun yang lalu, meski bukti ditemukan
beberapa waktu yang lalu bahwa Homo Floresiensis hidup sekitar 12.000 tahun
lalu.
Fosil manusia purba selain
ditemukan di Indonesia, juga ditemukan di beberapa negara lain yaitu di China,
Afrika dan Eropa. Jenis-jenis manusia purba tersebut
antara lain Homo Pekinensis yang berarti manusia dari Peking, Cina. Homo
Pekinensis ditemukan oleh Devidson Black. Manusia purba jenis ini mirip dengan
Pithencanthropus Erectus, oleh karena itu para ahli menyebutnya Pithecanthropus
Pikenensis.
Fosil Homo Afrikanus atau manusia
dari afrika ditemukan di Afrika oleh Reymond Dart pada tahun 1924. Setelah
fosil tersebut direkonstruksi ternyata membentuk kerangka seorang anak yang
berusia sekitar 5 sampai 6 tahun. Fosil ini mempunyai naman lain yaitu
Australopithecus Africanus karena hampir mirip dengan penduduk asli Australia.
Sedangkan, Robert Broom menumukan fosil yang lebih besar di tempat yang sama.
Manusia purba Eropa dikenal
dengan nama Homo Neandherthalensis. Fosil ini ditemukan oleh Rudolf Virchow di
lembah Neander, Dusseldorf, Jerman pada tahun 1856. Sedangkan, di Prancis
ditemukan manusia purba yang disebut Cro Magnon.
Elephas namadicus (gajah)
Stegodon trigonocephalus (gajah)
Mastodon sp (gajah)
Bubalus palaeokarabau (kerbau),
Felis palaeojavanica (harimau),
Sus sp (babi),
Rhinocerus sondaicus (badak)
Bovidae (sapi, banteng), dan
Cervus sp (rusa dan domba).
Crocodillus sp (buaya)
ikan dan kepiting,
gigi ikan hiu,
Hippopotamus sp. (kuda nil)
Mollusca (kelas Pelecypoda dan Gastropoda )
Chelonia sp (kura-kura)
Foraminifera
C.
LOKANANTA
Sejarah
dan Perkembangan
Lokananta merupakan
studio rekaman pertama di Indonesia. Berdiri pada 29 Oktober 1956 dimana
Lokananta berdiri dengan diprakarsai oleh munculnya RRI untuk menyelamatkan
budaya bangsa Indonesia. Lokananta juga merupakan pabrik piringan hitam yang
kental akan budaya keseniannya yang tinggi. Lokananta sendiri memiliki arti
“Gamelan di Kahyangan yang berbunyi tanpa penabuh” dalam bahasa sansekerta.
Gb. 1.7 Lokananta
Nama Lokananta pada
periode 1960 -1980 begitu populer karena produksi lagu keroncong, langgam,
gendhing-gendhing, wayang, ketoprak, lagu daerah, dan seni auditif lain dengan
kualitas tinggi. Pada saat itu, industri rekaman belum cukup berkembang di
Indonesia sehingga masyarakat sangat meminati produk yang dihasilkan oleh
Lokananta. Sepanjang tahun kejayaan tersebut banyak artis-artis besar yang
dihasilkan oleh Lokananta. Artis-artis tersebut adalah Gesang, Titik Puspa,
Waldjinah, Ismail Marzuki, Bubi Chen, Jack Lesmana, Bing Slamet, Idris Sardi,
dll.
Masih didalam
kejayaannya, Lokananta menghadapi sebuah tantangan dimana piringan hitam mulai
tergantikan dengan adanya kepingan kaset yang lebih kecil dan ringan. Lokananta
yang juga terkenal sebagai pembuat piringan hitam mulai mengalami sedikit
kemunduran pada tahun 1990-an. Ditambah lagi mulai banyaknya studio rekaman
sebagai pesaing Lokananta saat itu. Hal yang membuat Lokananta lebih terpuruk
lagi adalah maraknya pembajakan yang terjadi. tercatat terdapat 629 kasus
pembajakan karya-karya Lokananta pada masa itu. Dalam kasus ini Lokananta tidak
bisa bertahan lagi, pembajakan membuat Lokananta mengalami kerugian yang begitu
besar sehingga Lokananta mengalami bangkrut.
Puncak dari kehancuran
yang dialami Lokananta adalah ketika Departemen Penerangan yang menaungi
Lokananta mengalami likuidasi pada tahun 2001. Berdasarkan Peraturan Pemerintah
No 24 tahun 2001, Lokananta telah dilikuidasi dan ditetapkan sebagai Penambahan
Penyertaan Modal Perum Percetakan Negara RI. Hal ini membuat Lokananta sempat
vakum sampai tahun 2004 karena tidak adanya kepastian kemana Lokananta harus
melangkah.
Setelah mengalami
berbagai puncak permasalahan, barulah pada tahun 2004 Lokananta bergabung
dengan Perum Percetakan Indonesia pada cabang Surakarta. Hal ini disebabkan
karena Lokananta memandang perumnas memiliki visi yang sesuai dengan mereka,
yaitu untuk menjadikan Lokananta sebagai pusat multimedia se-Jawa Tengah dan
memiliki cakupan tugas sebagai salah satu pusat multimedia, rekaman (kaset dan
CD), remastering, dan pengembangan percetakan serta Jasa Grafika. Selain itu
juga mendukung untuk melakukan kegiatan penyiaran.
Arsip
Bersejarah
Lokananta memiliki
begitu banyak arsip bersejarah. Lokananta sampai sekarang masih mempunyai
koleksi ribuan lagu-lagu daerah dari seluruh Indonesia dan lagu-lagu pop lama
termasuk di antaranya lagu-lagu keroncong. Sesuai dengan data yang disampaikan
tercatat lebih 5000-an lagu yang menjadi arsip Lokananta saat ini. Bahkan tidak
hanya lagu, Lokananta juga memiliki rekaman-rekaman pidato bersejarah yang
terarsip dengan baik seperti contoh pidato Bapak Presiden Soekarno.
Selain
kumpulan arsip audio-audio, lokananta masih memiliki alat-alat rekaman tahun
60-an yang masih sehat dan bugar untuk digunakan saat ini. mulai dari microphone, mixer, speaker, dll yang rerata merupakan impor dari
Eropa yang menggambarkan kualitas begitu baik. Terlebih pada mixer yang digunakan, mixer tersebut merupakan alat yang tergolong
sangat canggih untuk tahun 60-an dan tergolong canggih untuk saat ini. alat
yang hanya terdapat empat didunia ini dapat merekam secara langsung namun
dengan output berbeda track pada saat masuk menjadi rekaman. Dan masih banyak
lagi arsip-arsip berharga yang bernilai sejarah tinggi terdapat didalam
Lokananta.
Lokananta
di Masa Sekarang
Lokananta merupakan
saksi bisu perkembangan industri rekaman di Indonesia yang seharusnya
dipertahankan dan dilestarikan keberadaannya. Sayangnya, pemerintah terkesan
tidak menyadari betapa pentingnya Lokananta sehingga tidak menaruh perhatian
khusus pada tempat ini, baik dalam memberi bantuan dana dan subsidi lainnya.
Bahkan, karyawan yang berada didalam Lokananta pun hanya berkisar ± 20 orang.
Hal tersebut sungguh memprihatinkan mengingat seharusnya Lokananta dijadikan
aset negara yang perlu dilestarikan adanya.
Untuk menopang biaya
perawatan arsip-arsip yang dimiliki, sebagian dari lahan milik Lokananta
disewakan menjadi lapangan futsal dan juga warung makan. Selain itu, studio
rekaman ini pun disewakan secara umum untuk menambah pemasukan biaya. Tidak
hanya itu, alat – alat rekaman pun banyak yang turut disewakan. Gedung serta
ruangan didalam Lokananta pun banyak yang telah rapuh dan terkesan tidak
terawat karena minimnya biaya yang ada. Tidak dipungkiri bahwa pemerintah sadar
akan adanya aset sejarah yang membutuhkan pijakan untuk berdiri. Namun
pemerintah hanya sekedar sadar dengan membantu seadanya tanpa memberi perhatian
lebih.
Melihat
hal itu, artis-artis besar saat ini pun mencoba membantu Lokananta untuk bisa
terangkat sebagai sebuah sejarah industri musik rekaman yang ada di Indonesia.
Seperti Glend Fredly, artis ini sengaja menggunakan Lokananta untuk membuat
album CD live dan
memasarkan album tersebut. Tidak hanya Glend saja yang peduli akan Lokananta.
Banyak pula artis-artis lain yang menginginkan Lokananta diangkat menjadi
sejarah yang diperhatikan baik oleh pemerintah dan terlebih oleh
masyarakat luas.
BAB III
A.
KESIMPULAN
1. Kesimpulan bahwa Situs Manusia
Purba Sangiran berawal ketika pada tahun 1930an seorang antropologis Jerman
bernama Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald menemukan fosil-fosil manusia
purba di Sangiran. Penemuan fosil-fosil dalam penggalian dan penelitian ini
menguatkan teori adanya evolusi manusia dari manusia kera hingga menjadi manusia paling tidak ditemukan
fosil dari 5 jenis manusia purba yang berbeda. Penemuan ini sangat
mencengangkan dan menjadi kunci utama dalam perkembangan teori evolusi manusia.
Sangiran menjadi situs yang menyumbangkan hampir 50% dari penemuan fosil
manusia pra sejarah di dunia.sia seperti saat ini
2. Keraton Surakarta
hadiningrat sudah bagus dan semua sudah rapi.
3. Lokananta adalah sumber penyiaran radio di solo dan di
dunia hanya ada 2.
B. KESAN
·
Kebersihannya sangat
bersih karena dijaga.
·
Barang bersejarah
ditata dengan rapi.
0 Komentar untuk "Laporan Perjalanan Wisata Ke Keraton Solo, Lokananta, Museum Sangiran"