PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Udara di dalamnya terkandung sejumlah
oksigen. Oksigen merupakan komponen esensial bagi kehidupan, baik manusia
maupun makhluk hidup lainnya. Udara merupakan campuran dari gas, yang terdiri
dari sekitar 78 % Nitrogen, 20 % Oksigen; 0,93 % Argon; 0,03 % Karbon Dioksida
(CO2) dan sisanya terdiri dari Neon (Ne), Helium (He), Metan (CH4) dan Hidrogen
(H2). Udara dikatakan "Normal" dan dapat mendukung kehidupan manusia
apabila komposisinya seperti tersebut diatas. Sedangkan apabila terjadi
penambahan gas-gas lain yang menimbulkan gangguan serta perubahan komposisi
tersebut, maka dikatakan udara sudah mengalami pencemaran/ terpolusi.
Di dunia, dikenal 6 jenis zat pencemar udara
utama yang berasal dari kegiatan manusia (anthropogenic sources), yaitu Karbon
monoksida (CO), oksida sulfur (SOx), oksida nitrogen (NOx), partikulat,
hidrokarbon (HC), dan oksida fotokimia, termasuk ozon.
Minyak tanah adalah salah satu hasil minyak
bumi. Hasil minyak bumi lainnya ialah minyak pelumas, minyak parafin, minyak
semir, bensin, dan sebagainya. Dari hasil minyak bumi juga dapat dihasilkan
nilon, plastik, serat buatan, dan sebagainya.
Minyak bumi ini merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Minyak bumi dan gas bumi (gas alam) merupakan bahan industri kimia yang penting, karena darinya diperoleh berbagai produk yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahan-bahan atau produk yang dibuat dari minyak bumi dan gas bumi disebut petrokimia.
Minyak bumi ini merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Minyak bumi dan gas bumi (gas alam) merupakan bahan industri kimia yang penting, karena darinya diperoleh berbagai produk yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahan-bahan atau produk yang dibuat dari minyak bumi dan gas bumi disebut petrokimia.
Minyak bumi merupakan salah satu sumber
energi yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari - hari, misalnya : untuk
memasak, bahan bakar kendaraan bermotor, dan industri. Indonesia sangat kaya
dengan minyak bumi ini. Pengeboran minyak bumi diantaranya dapat kita lihat di
Sungai Gerong, Plaju, Pangkalan Brandan, Balikpapan, Tarakan, Bunyu, Cepu, dan
Sorong.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hidrokarbon ?
2. Apa dampak pencemaran hidrokarbon ?
3. Bagaimana cara mengendalikan
hidrokarbon?
4. Bagaimana cara pencegahannya ?
5. Bagaimana Sintesis atau Pengubahan
Zat Kimia dari Bahan Minyak Bumi ?
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.
Dapat
memahami definisi serta klasifikasi dari hidrokarbon,
2. Dapat memahami dampak serta pengendalian dan
pencegahannya.
3. Mendeskripsikan proses pembentukan minyak
bumi serta gas alam.
4.
Menjelaskan
komponen-komponen utama penyusun minyak bumi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hidrokarbon
Dalam bidang kimia, Hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang
terdiri dari unsur atom karbon (C) dan atom hidrogen (H). Seluruh hidrokarbon memiliki
rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut.
Istilah tersebut digunakan juga sebagai pengertian dari hidrokarbon alifatik.
Sebagai contoh, metana (gas
rawa) adalah hidrokarbon dengan satu atom karbon
dan empat atom hidrogen: CH4. Etana adalah hidrokarbon (lebih terperinci,
sebuah alkana) yang terdiri dari dua atom karbon bersatu dengan sebuah ikatan
tunggal, masing-masing mengikat tiga atom karbon: C2H6. Propanamemiliki tiga atom C (C3H8) dan seterusnya
(CnH2·n+2).
2.2 Tipe-tipe Hidrokarbon
1.
Hidrokarbon
jenuh/tersaturasi (alkana) adalah hidrokarbon yang paling sederhana.
Hidrokarbon ini seluruhnya terdiri dari ikatan tunggal dan terikat dengan
hidrogen. Rumus umum untuk hidrokarbon tersaturasi adalah CnH2n+2. Hidrokarbon
jenuh merupakan komposisi utama pada bahan bakar fosil dan ditemukan dalam
bentuk rantai lurus maupun bercabang. Hidrokarbon dengan rumus
molekul sama
tapi rumus strukturnya berbeda dinamakanisomer struktur.
2.
Hidrokarbon tak
jenuh/tak tersaturasi
adalah hidrokarbon yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap, baik rangkap
dua maupun rangkap tiga. Hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap dua disebut
dengan alkena, dengan rumus umum CnH2n. Hidrokarbon yang
mempunyai ikatan rangkap tiga disebut alkuna, dengan rumus umum CnH2n-2.
3.
Sikloalkana adalah hidrokarbon yang mengandung satu
atau lebih cincin karbon. Rumus umum untuk hidrokarbon jenuh dengan 1 cincin
adalah CnH2n.
4.
Hidrokarbon aromatik, juga dikenal dengan arena, adalah hidrokarbon yang paling tidak
mempunyai satu cincin aromatik.
Hidrokarbon dapat berbentuk gas (contohnya
metana dan propana), cairan (contohnya heksana dan benzena), lilin atau padatan
dengan titik didih rendah (contohnya paraffin wax dan naftalena) atau polimer
(contohnya polietilena, polipropilena dan polistirena). Berdasarkan susunan
atom karbon dalam molekulnya, senyawa karbon terbagi dalam 2 golongan besar,
yaitu senyawa alifatik dan senyawa siklik. Senyawa hidrokarbon alifatik adalah
senyawa karbon yang rantai C nya terbuka dan rantai C itu memungkinkan bercabang.
Berdasarkan jumlah ikatannya, senyawa hidrokarbon alifatik terbagi menjadi
senyawa alifatik jenuh dan tidak jenuh.
-
Senyawa
alifatik jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya hanya berisi
ikatan-ikatan tunggal saja. Golongan ini dinamakan alkana.
-
Senyawa
alifatik tak jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya terdapat ikatan
rangkap dua atau rangkap tiga. Jika memiliki rangkap dua dinamakan alkena dan
memiliki rangkap tiga dinamakan alkuna.
-
Senyawa
hidrokarbon siklik adalah senyawa karbon yang rantai C nya melingkar dan
lingkaran itu mungkin juga mengikat rantai samping. Golongan ini terbagi lagi
menjadi senyawa alisiklik dan aromatik.
-
Senyawa
alisiklik yaitu senyawa karbon alifatik yang membentuk rantai tertutup.
-
Senyawa
aromatik yaitu senyawa karbon yang terdiri dari 6 atom C yang membentuk rantai
benzene.
1. Alkana
Alkana merupakan hidrokarbon alifatik jenuh
yaitu hidrokarbon dengan rantai terbuka dan semua ikatan karbon-karbonnya
merupakan ikatan tunggal. Alkana yang paling sederhana adalah metana , dangan
rumus molekulnya CH4.
Table
senyawa Alkana :
Nama senyawa
|
Rumus Molekul
|
Rumus struktur
|
Titik Didih(⁰C)
|
Metana
|
CH4
|
CH4
|
-161
|
Etana
|
C2H6
|
CH3-CH3
|
-89
|
Propana
|
C3H8
|
CH3-CH2-CH3
|
-44
|
Butana
|
C4H10
|
CH3-CH2-CH2-CH3
|
-0,5
|
Pentana
|
C5H12
|
CH3-CH2-CH2-CH2-CH3
|
36
|
Heksana
|
C6H14
|
CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3
|
68
|
Heptana
|
C7H16
|
CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3
|
98
|
Oktana
|
C8H18
|
CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3
|
125
|
Nonana
|
C9H20
|
CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3
|
151
|
Dekana
|
C10H22
|
CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3
|
174
|
a. Rumus umum Alkana
Dari table diatas dilihat pada perbandingan
jumlah atom C dan H dalam alkana adalah n : (2n+2).
Jadi, rumus umum alkana adalah
CnH2n+2 ; n = jumlah atom C
|
b. Sifat fisika Alkana
·
Untuk
alkana yang tidak bercabang, pada suhu kamar ( 25⁰C) alkana dengan jumlah atom
C1-C4 berwujud gas C5-C18 Ke atas berwujud padat
·
Makin
tinggi massa molekul, makin tinggi titik didihnya dan titik leburnya
·
Alkana
dengan massa molekul sama, makin panjang karbon rantai makin tinggi titik
didihnya
·
Alkana
tidak larut dalam pelarut polar (air), tetapi dapat larut dalam pelarut
nonpolar.
c. Deret Homolog
Suatu kelompok senyawa karbon dengan rumus
umum yang sama dan sifat yang berkemiripan disebut
satu homolog (deret sepancaran). Alkana merupakan
suatu homolog karena setiap anggota alkana yang satu dengan anggota berikutnya
bertambah sebanyak CH2.
d. Tata nama Alkana
Senyawa karbon, khususnya hidrokarbon, jumlah
dan jenisnya sangat banyak sehingga penamaanya dilakukan secara sistematis.
Penamaan senyawa karbon didasarkan pada aturan yang dibuat IUPAC.
e. Sumber dan kegunaan
Alkana adalah komponen utama dari gas alam
dan minyak bumi.
Kegunaan alkana sebagai:
- Bahan
bakar dan pelumas
- Pelarut
- Sumber hidrogen
- Bahan
baku untuk senyawa organic lain
- Bahan
baku industri
2. Alkena
Alkena adalah hidrokarbon alifatik tak jenuh
dengan satu ikatan rangkap (-C=C-). Alkena
yang paling sederhana adalah etena, dengan rumus molekul C2H4.
Table senyawa alkena :
Nama senyawa
|
Rumus struktur
|
Rumus Molekul
|
Metena
|
CH2
|
CH2
|
Etena
|
CH2=CH2
|
C2H4
|
Propena
|
CH2=CH-CH2
|
C3H6
|
Butena
|
CH2=CH-CH2-CH3
|
C4H8
|
Pentena
|
CH2=CH-CH2-CH2-CH3
|
C5H10
|
Heksena
|
CH2=CH-CH2-CH2-CH2-CH3
|
C6H12
|
Heptena
|
CH2=CH-CH2-CH2- CH2-CH2-CH3
|
C7H14
|
Oktena
|
CH2=CH-CH2-CH2- CH2- CH2-CH2-CH3
|
C8H16
|
Nonena
|
CH2=CH-CH2-CH2- CH2- CH2- CH2-CH2-CH3
|
C9H18
|
Dekena
|
CH2=CH-CH2-CH2- CH2- CH2- CH2-CH2-CH2-CH3
|
C10H20
|
a. Rumus
umum Alkena
Dari contoh alkena pada table diatas dapat
ditarik rumus umum alkena yaitu CnH2n . Ini artinya jumlah atom H dalam
alkena adalah dua kali atom C, atau perbandingan atom C dengan jumlah atom H
adalah 1 : 2. Dari table diatas juga terlihat bahwa setiap suku alkena dengan
suku berikutnya memiliki selisih CH2, sehingga alkena juga
merupakan deret homolog.
Jadi, rumus umum alkana adalah CnH2n.
n ; jumlah atom C
|
b. Deret
Homolog
Dari table diatas juga terlihat bahwa setiap
suku alkena dengan suku berikutnya memiliki selisih CH2, sehingga alkena
juga merupakan deret homolog.
c. Tata
nama Alkena
Nama alkena diturunkan dari nama
alkana, yaitu sesuai dengan jumlah atom C yang dimiliki, dengan mengganti
akhiran ”ana” dengan kata “ena”.
d. Sumber
dan kegunaan
Alkena dibuat dari alkana melalui proses
pemasanan atau dengan bantuan katalisator (cracking). Alkana suku rendah
digunakan sebagai bahan baku industri plastik, karet sintetik, dan alcohol.
3. Alkuna
Alkuna adalah hidrokarbon alifatik tidak
jenuh dengan satu ikatan karbon-karbon rangkap tiga (. Senyawa yang mempunyai 2
ikatan rangkap tiga disebut alkadiuna, yang mempuntai 1 ikatan rangkap dua
dan 1 ikatan rangkap tiga disebut alkenuna. Alkuna yang paling sederhana
adalah etena dengan rumus molekul C2H2.
Tabel senyawa Alkuna:
Nama senyawa
|
Rumus struktur
|
Rumus Molekul
|
Metuna
|
CH
|
CH
|
Etuna
|
CHCH
|
C2H2
|
Propuna
|
CHC─CH3
|
C3H4
|
Butuna
|
CHC─CH2─CH3
|
C4H6
|
Pentuna
|
CHC─CH2─CH2─CH3
|
C5H8
|
Heksuna
|
CHC─CH2─CH2─CH2─CH3
|
C6H10
|
Heptuna
|
CHC─CH2─CH2─CH2─CH2─CH3
|
C7H12
|
Oktuna
|
CHC─CH2─CH2─CH2─CH2─CH2─CH3
|
C8H14
|
Nonuna
|
CHC─CH2─CH2─CH2─CH2─CH2─CH2─CH3
|
C9H16
|
Dekuna
|
CHC─CH2─CH2─CH2─ CH2─CH2─CH2─CH2─CH3
|
C10H18
|
a.
Rumus umum Alkuna
Rumus umum alkuna yaitu
: CNH2N-2 ; n = jumlah atom C.
b. Tata
nama Alkuna
Nama alkuna diturunkan dari nama alkana yang
sesuai dengan mengganti akhiran anamenjadi una . Tata nama
alkuna bercabang seperti penamaan alkena.
c. Sumber
dan kegunaan
Alkuna yang mempunyai nilai ekonomis penting
hanyalah etuna (asetilena), C2H2 . Gas asetilena digunakan untuk
mengelas besi dan baja.
d. Sifat-sifat Alkena dan Alkuna
·
Semakin
panjang rantai karbonya, semakin tinggi titik didih dan titik lelehnya.
·
Akena
dan alkuna merupakan hidrokarbon tak jenuh, sehingga mudah mengalami reaksi
adisi (penambahan).
·
Alkena
dan alkuna dapat mengalami reaksi polimerisasi, yaitu penggabungan
monomer-monomer (molekul kecil) menjadi polimer (makromolekul). Polimerisasi
alkena terjadi berdasarkan reaksi adisi.
2.3
Dampak Pencemaran Hidrokarbon
Pencemaran udara oleh hidrokarbon (HC) dapat
berasal dari HC yang berupa gas, cair, dan padat. Apabila HC berupa gas maka
akan tercampur bersama bahan pencemar lainnya. Apabila HC berupa cairan maka HC
tersebut akan membentuk kabut minyak(droplet) yang keberadaannya di udara
akan sangat mengganggu lingkungan. Sedangkan bahan pencemar HC yang berupa
padatan maka udara akan tampak seperti asap hitam.
Jika pencemaran udara oleh HC juga disertai
dengan bahan pencemar NOx maka dengan oksigen bebas yang ada di udara akan
membentuk Peroxy Acetyl Nirates (PAN). Selanjutnya PAN ini bersama-sama dengan
CO, Ozon akan membentuk kabut foto kimia yang dapat merusak tanaman.
Hidrokarbon dalam jumlah sedikit tidak begitu
membahayakan kesehatan manusia, meskipun HC juga bersifat toksik. Namun, jika
HC berada di udara dalam jumlah banyak dan tercampur dengan bahan pencemar lain
maka sifat toksiknya akan meningkat. Sifat toksik HC akan lebih tinggi jika
berupa bahan pencemar gas, cairan, dan padatan. Hal ini dikarenakan padatan dan
cairan akan membentuk ikatan-ikatan baru dengan bahan pencemar lainnya. Ikatan
baru ini sering disebut dengan Polycyclic Aromatic Hydrocarbon yang
disingkat PAH. Pada umumnya PAH ini merangsang terbentuknya sel-sel kanker
apabila terhisap masuk ke dalam paru-paru. PAH yang bersifat karsinogenik ini
banyak terdapat di daerah industri dan daerah yang padat lalu-lintasnya. Sumber
timbulnya PAH adalah gas buangan hasil pembakaran bahan bakar fosil.
Toksisitas HC tergantung pada senyawa
penyusun HC tersebut. Pada umumnya senyawa aromatik seperti benzena dan
toluena, lebih beracun dari pada HC alifatik maupun HC alisiklik. Dalam keadaan
gas, HC dapat menyebabkan iritasi pada membran mukosa. Apabila terhisap ke
dalam paru-paru dapat menimulkan luka dibagian dalam dan menimbulkan
infeksi.
Senyawa HC
|
Konsentrasi (ppm)
|
Pengaruh terhadap tubuh
|
Benzena
|
100
|
Iritasi terhadap mukosa
|
3.000
|
Lemas (0,5-1 jam)
|
|
7.500
|
Paralysys (0,5-1 jam)
|
|
20.000
|
Kematian (5-10 menit)
|
|
Toluena
|
200
|
Pusing, lemah, pandangan kabur setelah 8
jam
|
600
|
Gangguan syaraf dan dapat diikuti kematian
setelah kontak dalam waktu yang lama
|
2.4
Pengendalian Hidrokarbon
2.4.1 Mitigasi Dampak Hidrokarbon
Terdapat empat strategi dalam mitigasi dampak
hidrokarbon :
1.
Kontrol
emisi kendaraan bermotor, hal ini dapat dilakukan secara periodik. Jakarta
mulai memberlakukan sistem kontrol emisi gas buang kendaraan bermotor per
Januari 2006. Diharapkan stiker lulus uji emisi ini akan menjadi syarat
pengurusan STNK. Pengujian emisi itu dilakukan dengan cara memasukkan selang
pada lubang knalpot dan alat akan mencetak hasil pengukuran. Sementara agar
sebuah kendaraan dapat lulus uji emisi dikeluarkan standar baku mutu. Untuk
bahan bakar bensin dengan sistem karburator dan sistem injeksi, zat yang akan
diukur adalah kadar karbonmonoksida dan hidro karbon. Sedangkan bahan bakar
solar berdasarkan persentase opasitas.
2. Kontrol emisi sumber stasioner seperti kilang
minyak, petrokimia dengan menggunakan metode kondensasi, evaporasi, insenerasi,
absorpsi dan subsitusi.
3. Penghindaran reseptor dari daerah yang
tercemar.
4.
Kontrol
lingkungan (Controlled environment). Ada beberapa macam teknik yang telah
digunakan untuk mengontrol emisi hidrokarbon dari sumbernya, yaitu insinerasi,
adsorbsi, absorbsi dan kondensasi. Dua macam alat insinerasitelah
digunakan. Yang pertama menggunakan api untuk osdiasi lengkap hidrokarbon
menjadi CO2 dan air, dimana efisiensi penghilangan hidrokarabon sangat
tinggi. Alat yang kedua menggunakan katalis sehingga oksidasi hidrokarbon
lengkap dapat terjadi pada suhu rendah daripada dalam alat pertama. Tetapi
masalah yang mungkin timbul adalah keracunan katalis. Metode adsorbsi, gas
buangan dilalukan pada bed yang terdiri dari adsorber granula terbuat dari
karbon aktif. Pada metode absorbsi cara yang dilakukan hampir sama dengan
metode adsorbsi, hanya bedanya gas-gas buangan mengalami kontak dengan cairan
dimana hidrokarbon akan larut atau tersuspensi. Metode kondensasi dilakukan
dengan prinsip pada suhu yang rendah gas hidrokarbaon akan mengalami kondensasi
menjadi cairan. Gas-gas dilalukan melewati permukaan bersuhu rendah, dan cairan
hidrokarbon yang terkondensasi tetap tertinggal dan dapat dikumpulkan.
2.4.2
Alternatif Bahan Bakar
Alternatif mengganti bahan bakar kendaraan
bermotor dengan menggunakan energi sinar matahari dan juga minyak-minyak
sayuran (nabati). Antara lain dengan menggunakan minyak kelapa sawit Ternyata
sumber hidrokarbon bisa didapat dalam minyak kelapa sawit atau biji-bijian yang
lain.Padanya terdapat struktur trigliserida yang serupa dengan hidrokarbon
minyak bumi, yang memungkinkan digunakan untuk mensubstitusi minyak bumi. Peran
teknologi katalis sangat vital pada tahap ini karena mengubah struktur
trigliserida menjadi produk yang saat ini disuplai oleh minyak bumi memerlukan
katalis yang tepat. Turunan gliserida yang dapat menggantikan bahan yang
disuplai dari minyak bumi ialah bahan baker (solar dan bensin) dan bahan baku
petrokimia.
2.5
Pencegahan Hidrokarbon
1. Sumber Bergerak
a) Merawat mesin kendaraan bermotor agar
tetap baik.
b) Melakukan pengujian emisi secara berkala
dan KIR kendaraan.
c) Memasang filter pada knalpot.
2. Sumber Tidak Bergerak
a) Memasang scruber pada cerobong asap.
b) Memodifikasi pada proses pembakaran.
3. Manusia
Apabila kadar oksidan dalam udara ambien
telah melebihi baku mutu (235 mg/Nm3 dengan waktu pengukuran 1jam)
maka untuk mencegah dampak kesehatan dilakukan upaya-upaya:
a) Menggunakan alat pelindung diri, seperti
masker gas.
b) Mengurangi aktifitas di luar rumah.
2.6
Pengertian Minyak Bumi
Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin petrus – karang
dan oleum – minyak), dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah
cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di
lapisan atas dari beberapa area di kerak Bumi. Minyak bumi terdiri dari campuran kompleks
dari berbagai hidrokarbon, sebagian besar serialkana, tetapi bervariasi dalam penampilan,
komposisi, dan kemurniannya. Oleh karena itu minyak bumi (petroleum) merupakan
ilmu yang mempelajari tentang kelanjutan dari tumbuhan setelah dipendam atau
dikubur selama jutaan tahun. Senyawa yang terkandung dalam petroleum
mempunyai variasi yang besar dari senyawa dengan kerapatan rendah (gas) sampai
senyawa dengan kerapatan tinggi (padatan).
2.7 Asal Minyak Bumi
Asal minyak bumi adalah makhluk hidup
(tumbuhan, hewan) yang terkubur selama jutaan tahun. Teori pembentukan
minyak bumi dan kondisi pembentukannya yang membuat suatu minyak bumi menjadi
spesifik dan tidak sama antara suatu minyak bumi dengan minyak bumi lainnya.
Berikut ini akan dibahas 2 teori pembentukan minyak bumi.
1.
Teori
Biogenesis (Organik)
Macquir (Prancis,
1758) merupakan orang pertama yang pertama kali mengemukakan pendapat bahwa
minyak bumi berasal darri umbuh-tumbuhan. Kemudian M.W Lamanosow (Rusia, 1763)
juga mengemukakan hal yang sama. Pendapat di atas juga didukun oleh sarjana
lain seperti, Nem Beery, Engler, Bruk, bearl, Hofer. Meeka mengatakan bahwa
”minyak dan gas bumi berasal dari organisme laut yan telah mati berjuta-juta
tahun yang lalu dan membentuk sebuah lapisan dalam perut bumi.”
2.
Teori
Abiogenesis (Anorganik)
Barthelot (1866)
mengemukakan di dalam minyak bumi terdapat logam alkali, yang dalam keadaan
bebas dengan temperatur tingi akan bersentuhan denagn C02 membentuk asitilena.
Kemudian Mendeleyev (1877) mengemukakan bahwa minyak bumi tebentuk akibat
adanya pengauh kerja uap pada kabida-karbida logam di dalm bumi. Yang lebih
ekstrim lagi adalah pernyataan beberapa ahli yang mengemukakan bahwa minyak
bumi mulai terbentuk sejak zamn prasejarah, jauh sebelum bumi terbentuk dan
besamaan dengan proses terbentuknya bumi.pernyataan itu berdasar fakta
ditemukannya material hidrokarbon dalam beberapa batuan meteor dan di atmosfir
bebeapa planet lain.
CaCO3 +
Alikali CaC2 HO HC
= CH Minyak bumi
Makhluk hidup yang terkubur selama jutaan
tahun itu dalam proses menjadi minyak bumi dapat melalui proses penguburan
yaitu, diagenesis kemudian proses lebih lanjut pada masa katagenesis dan tidak
dapat dimanfaatkan lagi pada masa metagenesis.
Tahapan penguburan bahan alam mengalami tiga
masa perubahan kimiawi yaitu:
a.
Diagenesis
Masa ini merupakan zona tak matang dan
terjadi perengkahan tak mencolok (10%), yang dibagi dalam tiga bagian yaitu :
1.
Diagenesis
dini, yaitu peralihan dari senyawa yang stabil saat di permukaan bumi, menjadi
senyawa yang stabil pada kedalaman ribuan meter dengan suhu sekitar 40-42oC.
Pada masa ini terjadi pembentukan kerogen (fase dari petroleum yang tidak dapat
larut dalam pelarut organik dan anorganik).
2. Diagenesis pertengahan, terjadi proses
aromatisasi (senyawa rantai panjang membentuk senyawa aromatik, lingkar dan
mempunyai ikatan rangkap dengan elektron terdelokalisasi).
3.
Diagenesis
akhir, adalah proses yang terjadi pengkhelatan logam oleh senyawa
organik yang terbentuk pada masa sebelumnya.
Pembentukan minyak bumi terjadi pada
diagenesis akhir dan dapat dikenal berdasarkan hasil eksplorasi.
b. Katagenesis
Katagenesis adalah zona minyak dan gas basah.
Pada masa ini terjadi perengkahan mencolok, dimana terjadi perubahan senyawa
kimia yang diakibatkan oleh suhu dan kedalaman pendaman (penguburan) sehingga
menyebabkan penguraian termal kerogen.
c. Metagenesis
Pada tahap ini terjadi masa perusakan termal
dari karakter senyawa (cairan) menjadi residu (padatan), sehingga mengakibatkan
senyawa organik menjadi senyawa yang kekurangan hidrogen, dan material tak
bernilai atau menjadi material bernilai dari senyawa karbon (grafit, intan).
2.8
Jenis Minyak Bumi
Komposisi kimia dari minyak bumi dipisahkan
dengan cara destilasi yang didasari oleh perbedaan titik didih, kemudian
setelah diolah lagi lebih lanjut akan diperoleh minyak tanah, bensin, lilin dan
lain-lain. Meskipun demikian pemisahan tidak dapat memberikan senyawa tunggal,
melainkan kumpulan senyawa dengan isomernya.
Titik pendidihan dalam tekanan atmosfer dari
fraksi distilasi minyak bumi (oC) adalah sebagai berikut.
-
|
Minyak eter: 40 - 70 oC (digunakan
sebagai pelarut)
|
|
-
|
Minyak ringan: 60 - 100 oC (bahan
bakar mobil)
|
|
-
|
Minyak berat: 100 - 150 oC (bahan
bakar mobil)
|
|
-
|
Minyak tanah ringan: 120 - 150 oC
(pelarut dan bahan bakar untuk rumah tangga)
|
|
-
|
Kerosene: 150 - 300 oC (bahan bakar
mesin jet)
|
|
-
|
Minyak gas: 250 - 350 oC minyak diesel/pemanas)
|
|
-
|
Minyak pelumas > 300 oC (minyak
mesin)
|
|
-
|
Sisanya: ter, aspal, bahan bakar residu
|
Sekarang yang menjadi pertanyaan
adalah ‘Apakah ada perbedaan antara gas yang di dalam tabung dan gas
di dalam pipa?’. Jawaban pertanyaan ini adalah gas LPG (LPG singkatan dari gas
dan bertekanan atau liquid pressure gas) lebih murni dari pada gas
dalam pipa. Harga gas LPG lebih mahal, hal ini menunjukkan bahwa proses gas LPG
yang melibatkan pembuatan gas-gas metana, etana, dan propana dari hasil
perengkahan (cracking) tidak mudah yaitu dengan cara memasukkan gas dalam
tabung yang harus dikontrol tekanannya sehingga mencair dan volume cairan lebih
kecil dari volume gas. Tekanan tabung harus dijaga dan dipertahankan.
2.9 Zat Kimia dari Minyak Bumi
Proses perengkahan, pengubahan, alkilasi,
atau polimerisasi merupakan tahap awal dari pemanfaatan senyawa (zat kimia)
yang berasal dari minyak bumi. Minyak bumi mengandung banyak senyawa kimia dan
hasil isolasi senyawa ini dapat dimanfaatkan oleh industri. Bahan kimia ini
disebut sebagai bahan petrokimia. Pemanfaatan industri umumnya didasari oleh
reaksi-reaksi polimerisasi (perpanjangan rantai), reaksi perengkahan
(perpendekan rantai), reaksi pengubahan (paduan dengan senyawa lain), maupun
pembentukan senyawa pendek dari senyawa panjang minyak bumi (pembentukan gas,
alkilasi, perpendekan rantai atom karbon). Perpendekan rantai minyak bumi
menghasilkan senyawa yang ekonomis dan bermanfaat.
Senyawa kimia lain dari tumbuhan atau hewan
pembentuk minyak bumi adalah alkaloid, terpena, steroid, asam amino, dan
lipid. Senyawa-senyawa ini terkubur bersama tumbuhan dan hewan. Senyawa
kimia yang terkubur dan pada saat pengeboran minyak masih dapat dikenali dari
strukturnya, maka senyawa ini dianggap dapat menjadi pengungkap sejarah
pembentukan minyak bumi yang dikenal sebagai biomarker atau penanda hayati
(contoh: porfirin dari klorofil, sekobikadinana dari isoprena atau terpena,
skualena, sterana, bahkan steroid, dan kolesterol).
2.10
Proses Pembuatan dari Minyak Bumi
Minyak bumi dapat dimanfaatkan sebagai bahan
dasar industri. Bahan dasar ini dipisahkan berdasar beberapa proses sebagai
berikut.
a. Reaksi Perengkahan (cracking)
Cracking adalah pemecahan senyawa
organik rantai panjang menjadi dua atau lebih senyawa organik rantai
lebih pendek, terjadi secara alami maupun dari pemanasan langsung.
Proses cracking atau alkilasi
penting untuk minyak bumi dalam mencari senyawa yang lebih dibutuhkan oleh
konsumen, yaitu untuk mendapatkan bensin lebih banyak dari minyak
pelumas. Contoh cracking adalah minyak diesel (C16-C24)
dan minyak pelumas (C20-C30) yang dipecah menjadi bensin (C4-C10) dan senyawa
lain yang lebih banyak digunakan.
b. Reaksi pengubahan (reforming)
Reaksi pengubahan adalah reaksi dari bahan
petroleum menjadi bahan dasar industri dengan pemanfaatan bahan yang murah
menjadi material yang dibutuhkan sehingga bernilai ekonomis (murah). Proses ini
diperoleh pada polimerisasi (pembentukan plastik).
c. Reaksi alkilasi
Proses alkilasi dibagi dua yaitu proses
perpanjangan atom karbon rantai lurus dan proses pemutusan ikatan rantai karbon
(dealkilasi). Proses ini dapat dikelompokkan dalam polimerisasi, bila
perpanjangannya memiliki gugus fungsi yang sama. Dealkilasi dapat
dimasukkan ke dalam kelompok perengkahan.
d. Polimerisasi
Polimerisasi adalah proses pembentukan
polimer. Polimer terdiri dari polimer alami dan polimer sintetik. Polimer
adalah molekul besar yang terdiri atas pengulangan satuan kecil (monomer).
Monomer adalah senyawa organik yang memiliki ikatan rangkap dua dan ikatan
rangkap ini terbuka membentuk ikatan dengan monomer lain sampai jumlah yang
diinginkan (polimer sintetik). Polimer alam membentuk senyawa secara alami,
contoh polimer alam yaitu lateks (dari pohon karet), karbohidrat (singkong
jagung), protein, selulosa, resin. Sedangkan Contoh polimer sintetik adalah
nilon, dakron, teflon.
Proses pembentukan polimer terdiri dari tiga
tahap yaitu pembentukan radikal bebas (inisiasi), perpanjangan monomer
(propagasi), dan terminasi (pemotongan atau penyetopan reaksi).
Pembentukan cabang dalam proses polimerisasi menyebabkan tiga bentuk struktur
yaitu struktur beraturan (isotaktik), struktur tak beraturan (ataktik),
campuran (sindiotaktik). Struktur polimer sangat berpengaruh terhadap sifat
polimernya.
2.11
Sintesis Atau Pengubahan Zat Kimia dari Bahan Minyak Bumi
Minyak bumi merupakan bahan alam dengan berbagai
jenis senyawa kimia, sehingga dapat digunakan dalam berbagai bahan baku
industri, sebagai berikut:
a. Plastik (PE)
Plastik adalah bahan yang elastik, tahan
panas, mudah dibentuk, lebih ringan dari kayu, dan tidak berkarat oleh adanya
kelembapan. Plastik selain harganya murah, juga dapat digunakan sebagai
isolator dan mudah diwarnai. Sedangkan kelemahan plastik adalah tidak dapat
dihancurkan (degredasi). Contoh plastik adalah polietilena, polistirena,
(Styron, Lustrex, Loalin), poliester (Mylar, Celanex, Ekonol), polipropilena
(Poly- Pro, Pro-fax), polivinil asetat.
Polietilena atau PE (Poly
-Eth,Tygothene, Pentothene) adalah polimer dari etilena (CH2 = CH2)
dan merupakan plastik putih mirip lilin, dapat dibuat dari resin sintetik dan
digolongkan dalam termoplastik (plastik tahan panas). Polietilena mempunyai
sifat daya tekan baik, tahan bahan kimia, kekuatan mekanik rendah, tahan
kelembapan, kelenturan tinggi, hantaran elektrik rendah. Berdasar
kerapatannya PE dibagi dua yaitu PE dengan kerapatan rendah (digunakan sebagai
pembungkus, alat rumah tangga dan isolator) dan yang berkerapatan tinggi
(dimanfaatkan sebagai drum, pipa air, atau botol).
Plastik disamping mempunyai kelebihan dalam
berbagai hal, ternyata limbahnya dapat menimbulkan masalah bagi lingkungan. Penyebabnya
yaitu sifat plastik yang tidak dapat diuraikan dalam tanah. Untuk mengatasi
masalah ini para pakar lingkungan dan ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu telah
melakukan berbagai penelitian dan tindakan, diantaranya yaitu dengan cara mendaur
ulang limbah plastik, Namun cara ini tidak terlalu efektif karena hanya sekitar
4% yang dapat didaur ulang. sisanya menggunung di tempat penampungan
sampah. Sebagian besar plastik yang digunakan masyarakat merupakan jenis
plastik polietilena. Ada dua jenis polietilena, yaitu high density
polyethylene (HDPE) dan low density polyethylene (LDPE). HDPE banyak digunakan
sebagai botol plastik minuman, sedangkan LDPE untuk kantong plastik.
Pemanasan polietilena menggunakan metode
pirolisis akan terbentuk suatu senyawa hidrokarbon cair. Senyawa ini mempunyai
bentuk mirip lilin (wax). Banyaknya plastik yang terurai adalah sekitar 60%,
suatu jumlah yang cukup banyak. Struktur kimia yang dimiliki senyawa
hidrokarbon cair mirip lilin ini memungkinkannya untuk diolah menjadi minyak
pelumas berkualitas tinggi. Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa
minyak pelumas yang saat ini beredar di pasaran berasal dari pengolahan minyak
bumi. Sifat kimia senyawa hidrokarbon cair dari hasil pemanasan limbah plastik
mirip dengan senyawa hidrokarbon yang terkandung dalam minyak mentah sehingga
dapat diolah menjadi minyak pelumas. Pengubahan hidrokarbon cair hasil
pirolisis limbah plastik menjadi minyak pelumas menggunakan metode
hidroisomerisasi. Minyak pelumas buatan ini diharapkan dapat digunakan untuk
kendaraan bermotor dengan kualitas yang sama dengan minyak bumi hasil
penyulingan minyak mentah, ramah lingkungan, sekaligus ekonomis.
b. Cat
Cat adalah produk dari industri pelapis
permukaan, bertujuan untuk menjaga keawetan bahan yang dilapisi (kayu, logam
atau tembok) dan untuk estetika (keindahan). Fungsi cat ini yaitu
memberikan ikatan yang baik antara permukaan benda dan cat pelapis. Cat primer
disediakan dalam kemasan yang lebih encer dari cat biasa dan dilarutkan dalam
air atau minyak. Kemasan cat umumnya terdiri atas resin atau bahan pengikat
(untuk mengikat pigmen warna di dalam cat, misal: minyak biji rami dan getah
tumbuhan seperti gom arab, gom senegal), bahan pengisi (untuk memperbaiki sifat
mekanis dan fisik cat agar tidak retak/terjadi goresan saat pengeringan,
contohnya: bubuk kaca agar memantulkan cahaya matahari/lampu pada rambu lalu
lintas), penstabil (digunakan sebagai penetral pengaruh sinar ultraviolet
matahari), pengering pelarut, dan pigmen.
Pigmen bersifat ganda yaitu untuk menampilkan
keindahan dan memberikan sifat mekanik pada selaput yang terbentuk. Pigmen
menghalangi penyebaran uap air dan sinar matahari langsung pada bahan yang
dilapisi. Warna yang dihasilkan pigmen bergantung pada banyaknya cahaya
matahari yang diserap dan diserap dan dipantulkan. Pigmen harus tidak
toksik dan merupakan senyawa anorganik yang tak larut dalam pelarut organik
sehingga mengendap di dasar wadah. Pigmen seperti zink, aluminium,
danstainless digolongkan dalam pigmen metalik, banyak digunakan untuk
dekorasi. Krom dalam bentuk polikrometik dipakai sebagai cat lapis akhir pada
kendaraan bermotor.
c. Tekstil (Nilon)
Kata tekstil berasal dari bahasa latin
‘texer’ yang berarti menenun. Tekstil dibuat dari serat yang dipintal,
ditenun, dirajut, dianyam atau dibuat jala benang. Serat dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu serat alami dan serat sintetik. Serat
alami (wol, sutera, katun, dan rami) pada umumnya pendek dengan panjang 1,3-20
cm. Serat alam berasal dari kapas akan menghasilkan kain yang lunak dan
menyerap air sehingga baik untuk dibuat handuk, sprei, maupun pakaian. Serat
rami dapat dibuat linen yang indah dan kuat sehingga dimanfaatkan untuk membuat
taplak, sapu tangan dan serbet. Serat binatang (domba) dibentuk menjadi wol,
sutera (kepompong ulat sutera) juga termasuk serat alami Serat alam yang
berasal dari mineral adalah asbestos, mempunyai sifat tahan terhadap api dan
digunakan pada pembungkus kabel.
Bahan baku serat sintetik adalah filamen yang
bersambung/serat pendek, seragam dalam panjang, dan terpintal dalam benang.
Poliester, nilon, akrilik, dan poliolefin merupakan contoh serat sintetik yang
dibuat dari petrokimia. Perbedaan bahan tersebut terletak pada kekuatan tarik,
elastisitas, kelembutan, daya serap terhadap air, ketahanan terhadap cahaya dan
panas atau usia pemakaian. Bahan yang dihasilkan merupakan bahan yang kuat dan
mudah disetrika. Serat sintetik yang terbuat dari bubur kayu, sampah kapas
atau petrokimia yaitu rayon, asetat dan triasetat. Kain rayon
menghasilkan bahan penghisap yang mudah kering, kain asetat tahan kerut dan
tarikan, sedangkan triasetat merupakan bahan yang lebih tahan kusut.
Nilon adalah kelompok poliamida hasil polimerisasi
heksametilena-diamina dan asam adipat. Nilon termasuk polimer paling ulet,
kuat, dan kenyal, tidak rusak oleh minyak dan gemuk serta tak basah oleh air
sehingga dapat dibentuk menjadi serat, sikat, lembaran, batang, pipa, maupun
bahan penyalut. Nilon terdiri dari Nilon 6, Nilon 6,6 dan Nilon 8..
Nilon 6,6 dibuat dari reaksi polimerisasi asam adipat dan heksametilena
diamina. Asam adipat dibuat dari sikloheksana, dan petroleum mengandung
sikloheksana.
Untuk produksi nilon besar-besaran sebagai
bahan baku digunakan batu bara, minyak bumi, gas alam, maupun hasil pertanian.
Nylon 66 (Huruf 6,6 atau 6 merupakan jumlah atom karbon pembentuk bahan) dibuat
dari bahan baku kaprolaktam.
d. PVC (Polivinil klorida)
Monomer dari PVC (poli vinil klorida) adalah etena
yang satu atom hidrogen diganti (substitusi) dengan atom klorida.Vinil klorida
dengan rumus kimia CH2=CHCl disebut kloroetilena atau kloroetena adalah gas tak
berwarna, yang mencair pada suhu 13,9oC. PVC termasuk termoplastik yang paling
banyak digunakan, bersifat kuat dan ulet. PVC dibagi dua yaitu PVC elastik dan
PVC keras, atau kaku. Jenis PVC elastik dimanfaatkan untuk penutup lantai, bola
mainan, sarung tangan, jas hujan.
PVC keras dimanfaatkan sebagai pipa
listrik atau pipa air, kartu kredit. Kedua jenis PVC memiliki sifat sama
yaitu tahan cuaca dan isolator. PVC dimodifikasi dengan bahan lain untuk
meningkatkan pemakaiannya. PVC/akrilik tahan api dan bahan kimia, sedangkan
PVC/ABS (akrilonitril-butadiena-stirena) mudah diproses pada rentangan api dan
kuat terhadap tegangan tinggi. ABS adalah suatu bahan yang kuat, kaku, dan
murah. PVC di Indonesia dijual dengan beberapa merk, dari yang tebal sampai
yang tipis. Pabrik pembuat PVC menyebut dengan istilah paralon. Membakar PVC
bekas menimbulkan asap yang diduga dapat menyebabkan kanker hati. PVC terbakar
perlahan-lahan.
Plastik vinil dibuat dari gas alam, atau
minyak bumi. Vinil dapat dibuat lemas, kaku, maupun bening. Sebagai bahan yang
tidak mudah pecah atau sobek, vinil tidak dirusak oleh asam, minyak atau air.
Sejak tahun 1927 PVC merupakan bahan plastik vinil yang telah diproduksi secara
komersial. Pada pertengahan tahun 1970 vinil diteliti sebagai salah satu
pencemar udara penyebab penyakit serius, seperti kanker hati. Plastik vinil
dimanfaatkan secara luas sebagai barang yang murah dan tahan lama yang
fleksibel (lantai, isolasi, kopor, tirai kamar mandi, pakaian mirip kulit, atau
selang air). Jenis vinil yang tegar digunakan untuk mainan dan pipa air.
Penyalutan dengan vinil dilakukan agar tidak lembek atau lembab, dan kertas
dokumen maupun kertas dinding tidak terkena noda.
e. Perekat atau Adhesif
Perekat adalah bahan untuk menggabungkan dua
benda pada permukaannya, contohnya semen, pelapisan tablet, lem, maupun
getah.Mekanisme kerja perekat adalah perekatan mekanik atau fisika dan
perekatan kimia.
Proses perekatan benda yaitu dengan
memasukkan bahan perekat ke dalam pori-pori benda, sehingga terjadi penguncian
secara mekanik. Pada perekatan kimia terjadi reaksi kimia (gaya tarik elektrik)
antar molekul perekat dan permukaan benda. Umumnya perekatan terjadi secara
bersamaan antara perekatan fisika dan kimia.
Perekat terdiri dari perekat yang mengering
di udara, dilelehkan sebelum digunakan, dilakukan penekanan, atau yang aktif
secara kimiawi. Benda yang direkatkan biasanya kertas, plastik, karet, kayu,
logam, logam bukan logam, kaca, bahkan gigi. Plastik termoset memerlukan
perekat untuk menggabungkan kedua bahan.
Powerglu adalah perekat yang
bekerja berdasarkan reaksi polimerisasi pada saat pengeringan. Reaksi perekatan
dibantu oleh uap air di udara/zat lain yang ditambahkan. Perekat untuk kayu
dikenal sebagai perekat tahan-cuaca dan setengah tahan-cuaca. Perekat tahan
cuaca umumnya memiliki kekuatan lebih besar dari kayunya. Bahan perekat jenis
ini dibuat dari bahan polimer fenolik, epoksi, atau resorsinol. Perabot kayu
yang tidak mengalami perubahan suhu yang drastis dan tidak kena air
terlalu sering dapat memanfaatkan perekat dari bahan tulang atau perekat vinil.
Perekat kayu setengah tahan-cuaca terbuat dari perekat urea dan kasein.
f. Polistirena (PS)
Polistirena adalah polimer yang mengandung
monomer stirena C6H5CH=CH2. Polimer ini termasuk golongan termoplastik,
merupakan plastik jernih dan keras. Polistirena diproduksi dalam bentuk busa
plastik dengan nama komersial styrofoam, atau sebagai bahan isolasi
(listrik, panas), komponen perabot, bahan pengemas, mainan, maupun benda
toilet. Stirena dibuat dengan cara pirolisis-dehidrogenasi dari
etilbenzena. Etilbenzena disintesis dari etilena dan benzena. Polimer ini
bersifat tahan asam, basa, maupun garam. Penampilan PS lembut dan kecerahannya
baik sehingga banyak digunakan untuk pipa, busa, pendingin, instrumen atau
panel dalam otomotif.
Stirena dapat digunakan sebagai monomer karet
sintetik. Jenis karet sintetik ini dikopolimerisasi dengan gugus lain yaitu SBR
(stirena-butadiena), SCR (stirena-kloroprena), dan SIR (stirena-isoprena).
Pemanfaatan polimer yang dapat menggantikan logam (sifat: konduktor, titik
leleh yang tinggi, berpenampilan cantik dalam pewarnaan) dan kayu (tahan suhu
dan tekanan) makin diteliti. Polimer adalah bahan yang anti karat dan
tidak mudah terbakar.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari
makalah diatas maka kita dapat menyimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1.
Hidrokarbon
adalah sebuah senyawa yang terdiri dari unsur atom karbon (C) dan atomhidrogen (H). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan
atom-atom hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut. Istilah tersebut
digunakan juga sebagai pengertian dari hidrokarbon alifatik.
2. Klasifikasi hidrokarbon yang dikelompokkan
oleh tatanan organic adalah :
a.
Hidrokarbon
Jenuh/ Tersaturasi (alkara)
b.
Hidrokarbon
Tak Jenuh/ Tak Teersaturasi
c.
Sikloalkana
d.
Hidrokarbon
Aromatik
3. Minyak bumi terbentuk dari sisa fosil mahkluk
hidup yang tertimbun jutaan tahun yang lalu. Pengambilan minyak bumi dilakukan
di kilang minyak. Kemudian di fraksionisasikan sesuai titik didihnya. Minyak
bumi memiliki peranan penting bagi kehidupan, baik sebagai sumber energi maupun
sebagai bahan baku industri petrokimia.
4.
Proses
pembentukan minyak bumi yaitu berasal dari reaksi kalsium karbida, CaC2(dari
reaksi antara batuan karbonat dan logam alkali) dan air yang menghasilkan
asetilena yang dapat berubah menjadi minyak bumi pada temperatur dan tekanan
tinggi.
3.2
Saran
1.
Setiap
individu mempunyai kesadaran untuk mengurangi kegiatan yang menghasilkan
hidrokarbon.
2.
Oleh
karena minyak bumi itu proses pembentukannya lama, maka kita harus berhemat
dalam pemanfaatannya, agar minyak bumi itu tidak cepat habis. Dan penggunaan
bensin / bahan bakar haruslah yang tidak berdampak negatif terhadap lingkungan
alam sekitarnya.
0 Komentar untuk "Makalah Kimia Hidrokarbon dan Minyak Bumi"